Dosa Tidak Menutup Aurat

Seputar  Kita - Islam sudah mengatur umatnya supaya menutup bagian - bagian tubuh tertentu yang dapat menimbulkan rasa malu ketika dilihat orang lain. Bagian - bagian tersebut disebut sebagai aurat. Adapun mengenai batasan - batasan aurat yang harus ditutupi, masing-masing ulama memiliki beberapa perbedaan pendapat.
Gambar Ilustrasi
Bagi Madzhab Syafi'i, aurat laki - laki adalah dari pusar ke bawah hingga lutut. Sementara aurat perempuan, semua tubuh merupakan aurat, kecuali wajah dan telapak tangan. Menurut Madzhab Hanbali, aurat laki - laki dan budak perempuan adalah antara pusar dan lutut. Hanya saja, jika warna kulit masih kelihatan, maka itu tidak disebut menutup aurat. Namun, jika warna kulit tertutup, walaupun bentuk tubuh masih kelihatan, maka shalat tetap dianggap sah. Sedangkan aurat perempuan merdeka jalah seluruh tubuh, termasuk kukunya.

Sementara itu, bagi Madzhab Maliki, aurat perempuan merdeka adalah seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Aurat haram untuk dilihat, meski tidak dinikmati. Hal ini jika aurat tidak tertutup. Adapun jika tertutup, boleh melihatnya. Namun berbeda jika bila menyentuhnya.  Tidak diperboleh kan menyentuh ketika kain penutupnya melekat ke aurat, tetapi tidak demikian jika kain itu tidak menempel kebagian tubuh yang merupakan aurat. Sedangkan menurut Madzhab Hanafi, aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut. Dan, tidak menjadi persoalan jika tidak tertutup. Sedangkan, aurat perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali telapak tangan dan wajah.

Mengenai perintah menutup aurat, Allah Swt berfirman :
(QS. an-Nur [24]: 30-31)

Ayat tersebut juga dikuatkan oleh firman Allah Swt. sebagai berikut :
Dosa Tidak Menutup Aurat
(QS. al-A'raf [7]: 26)

Para perempuan diperintahkan supaya menutup kepala sampai dada dengan menggunakan hijab atau jilbab. Sebab, secara fisik, di dada perempuan yang sudah baligh dan dewasa terdapat payudara yang bisa mengundang nafsu lawan jenisnya. Oleh sebab itu, perintah menutup dada tersebut bertujuan untuk meminimalkan terjadinya pandangan - pandangan bernafsu dari laki - laki. Lantas, jika seorang perempuan menggunakan jilbab tetapi masih memperlihatkan lekuk payudaranya, maka apa gunanya ia berjilbab?

Oleh sebab itu, penting kiranya seorang perempuan memerhatikan hal tersebut. Perintah menutup aurat dalam hal ini berjilbab, semata-mata bukan untuk kepentingan Allah Swt., namun melainkan kepentingan perempuan itu sendiri. Tidak mungkin Allah Swt. akan memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya dengan tujuan buruk. Segala hal yang sudah disyariatkan oleh Islam tertuju demi kebaikan umat, termasuk perempuan yang memiliki banyak bagian tubuh yang harus ditutupi.


Jilbab bisa diartikan sebagai kain kerudung yang lebar, walau tidak harus lebar sekali, yang bisa menutup aurat perempuan dari kepala sampai leher dan dada. Ketika seorang perempuan berjilbab, sementara dadanya tidak tertutup hingga tampak lekuk - lekuknya, maka ia akan tetap menjadi perhatian lawan jenis. Padahal, kita tahu bahwa fungsi jilbab adalah untuk menutup aurat dan menyelamatkan perempuan dari segala kemungkinan gangguan serta godaan laki-laki.

Kebanyakan pembahasan mengenai aurat memang selalu menonjolkan kajian seputar aurat perempuan. Hal ini, barangkali, lantaran banyaknya aurat perempuan yang wajib ditutup. Bahkan, jika kita mengacu pada Madzhab Hambali, seluruh tubuh perempuan hingga kuku-kukunya merupakan aurat.

Sementara itu, pembahasan mengenai aurat laki laki tidak sebegitu banyak layaknya pembahasan aurat perempuan. Meskipun demikian, bukan berarti laki - laki bisa leluasa memamerkan aurat. Jika memang kita ingin menjadi umat Islam yang baik, tentu kita akan menjalankan perintah menutup aurat ini, tidak peduli laki laki ataupun perempuan.

Mengenai balasan bagi hamba Allah Swt. yang tidak menutup aurat, barangkali kita bisa merenungkan kisah diturunkannya Adam As, dan Hawa dari surga. Sebagaimana kita ketahui, Adam As, dan Hawa diusir dari surga lantaran melanggar larangan Allah Swt dengan memakan buah terlarang (buah khuldi). Lantaran memakan buah tersebut, aurat mereka pun tersingkap. Karena itu, bisa dipahami bahwa surga bukanlah disiapkan bagi orang orang yang suka mengumbar aurat. Surga menolak orang orang yang dengan sengaja tidak menutup aurat dengan baik.
Dosa Tidak Menutup Aurat
(QS. Thaahaa [20]: 121).

Maka, melalui ayat tersebut, bisa kita pahami bahwa aurat berarti sesuatu yang tidak boleh diumbar. Penjelasan bahwa Adam As, dan Hawa menutup aurat dengan daun daun surga menegaskan kepada kita bahwa kata aurat di sini memiliki arti secara fisik. Sebab, ada sebagian penafsiran yang mengatakan bahwa maksud terbukanya aurat dalam ayat tersebut adalah hilangnya kehormatan dan rasa malu Adam As, dan Hawa.

Oleh sebab itu, pengabaian terhadap perintah memenutup aurat merupakan suatu tindakan yang sangat merugikan. Selama hidup, orang yang seperti itu akan dipandang sebagai muslim atau muslimah yang hina dan tidak menjalankan ajaran Islam. Kelak, akhirat dia akan disiksa dengan azab yang pedih lagi sakit. Namun sebelum disiksa di kelak neraka, orang yang seperti itu akan mengalami penderitaan terlebih dahulu di alam kubur, yakni ditemani amal yang mewujud sebagai sosok yang buruk rupa dan juga berbau tidak sedap.

Lebih baru Lebih lama